BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara harafiah filsafat yaitu philosophy, adapun
istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri
atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik
kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan,
pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran. Plato menyebut Socrates sebagai philosophos (filosof)
dalam pengertian pencinta kebijaksanaan. Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan
yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala
hubungan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat
menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan
akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya.
Matematika adalah sebuah cabang dari ilmu pengetahuan yang
sudah muncul dari berabad abad tahun yang lalu, permasalahan matematika muncul
berbeda beda pada tiap tiap jaman tertentu baik pada jaman Negara Mesopotamia,
Babilonia, Mesir, dan Yunani. Dari negara negara itulah mereka berusaha untuk
mempelajarai dan mengkaji lebih lanjut mengenai permasalahan matematika. Mereka
melakukannya dengan cara abstraksi dan cara idealis. Mereka berusaha untuk
mencari fakta bahwa ilmu itu bersifat tetap atau berubah ubah, seperti tokoh
yang menganut bahwa ilmu itu tetap adalah Permenides dan tokokh yang menganut
bahwa ilmu itu bersifat berubah ubah adalah Heraclitos.
Dari hal tersebut munculah berbagai intuisi-intuisi sehingga
muncul filsafat pendidikan matematika, hal ini juga didasari bahwa menemukan
filsafat matematika itu dengan berpikir secara ekstensi yaitu berpikir secara
seluas luasnya dan berpikir secara intensi yaitu berpikir secara sedalam
dalamnya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian filsafat matematika?
2. Apa filsafat pendidikan matematika?
3. Apa
hubungan filsafat dengan matematika?
4. Bagaimana
kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi filsafat matematika.
2. Untuk mengetahui definisi filsafat pendidikan
matematika.
3. Untuk mengetahui hubungan filsafat
dengan matematika.
4. Untuk mengetahui kedudukan filsafat dalam ilmu
pengetahuan dan kehidupan manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Filsafat Matematika
Matematika
berasal dari bahasa Yunani: mathematikos
yaitu ilmu pasti, dari kata mathema atau mathesis yang berarti ajaran,
pengetahuan, atau ilmu pengetahuan. Istilah Matematika menurut
bahasa Latin (manthanein atau mathema) yang berarti
belajar atau hal yang dipelajari, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
Filsafat matematika adalah cabang dari filsafat
yang mengkaji anggapan-anggapan filsafat, dasar-dasar, dan dampak-dampak matematika.
Tujuan dari filsafat matematika adalah untuk
memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika dan untuk memahami kedudukan
matematika di dalam kehidupan manusia. Bidang pengetahuan yang disebut filsafat matematika adalah
hasil pemikiran filsafati yang sasarannya ialah matematika itu sendiri. Filsafat
dan matematika sudah tidak diragukan lagi bahwa sejak dulu sampai sekarang
kedua bidang pengetahuan ini sangat erat hubungannya.
Pendapat para ahli matematika dan para filsuf mengenai apa
itu filsafat matematika. Dapat diambil contoh dalam perumusan dari 2 buku matematika
dan 2 kamus filsafat yaitu sebagai berikut:
1. Filsafat matematika dapat dilukiskan
sebagai suatu sudut pandang dimana bagian dan kepingan matematika dapat disusun
dan dipersatukan berdasarkan asas.
2. Suatu filsafat matematika itu sama
dengan penyusunan kumpulan pengetahuan matematika yang kacau balau yang
terhimpun selama berabad-abad yang diberi suatu makna tertentu.
3. Penelaahan konsep-konsep pembenaran
terhadap asas-asas yang digunakan dalam matematika.
4. Penelaahan tentang konsep-konsep dan
sistem-sistem yang terdapat dalam matematika, dan mengenai pembenaran terhadap
pernyataan matematika.
Dewasa ini filsafat
matematika merupakan bidang pengetahuan yang sangat luas. Perincian
problem-problem dan ruang lingkup filsafat ilmu dalam penerapannya terhadap
filsafat matematika dapat dan perlu diterbitkan sehingga tercipta skema yang
lebih sistematis dan memungkinkan pembahasan selanjutnya yang lebih jelas.
Perincian bidang filsafat matematika yang dapat dikemukakan dan diharapkan
lebih sistematis mencakup beberapa
bagian sebagai
berikut :
1. Epistemologi
matematik
Epistemologi matematik adalah teori
pengetahuan yang sasaran penelaahannya ialah pengetahuan matematik.
Epistomologi sebagai salah satu bagian dari filsafat merupakan pemikiran
reflektif terhadap berbagai
segi dari pengetahuan seperti kemungkinan, asal-mula, sifat alami, batas-batas,
asumsi dan landasan, validitas dan reliabilitas sampai kebenaran pengetahuan.
Dengan demikian landasan matematik merupakan pokok soal utama dari epistemologi
matematik.
2. Ontologi
matematik
Ontologi pada akhir-akhir ini
dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada. Hubungan antara pandangan
ontologis (atau metafisis) dengan matematik cukup banyak menimbulkan
persoalan-persoalan yang dibahas oleh sebagian filsuf matematik. Dalam ontologi
matematik dipersoalkan cakupan dari pernyataan matematik (cakupannya suatu
dunia yang nyata atau bukan). Pandangan realisme empirik menjawab bahwa cakupan
termaksud merupakan suatu realitas. Eksistensi dari entitas-entitas matematik
juga menjadi bahan pemikiran filsafati. Terhadap problim filsafati ini
pandangan Platonisme menjawab bahwa titik dan garis yang sesungguhnya terdapat
dalam dunia transenden yang kini hanya diingat oleh jiwa manusia di dunia ini,
sedang konsepsi Aristotelianisme mengemukakan bahwa entitas-entitas itu sungguh
ada dalam dunia empirik tetapi harus disuling dengan abstraksi. Suatu hal lagi
yang merupakan problim yang bertalian ialah apakah matematik ditemukan oleh
manusia atau diciptakan oleh budinya. Pendapat yang menganggap matematik
sebagai suatu penemuan mengandung arti bahwa aksioma-aksioma matematik
merupakan kebenaran mesti (necessary truth) yang sudah lebih dulu di luar
pengaruh manusia.
3. Aksiologi
matematik
Aksiologi matematika terdiri dari
etika yang membahas aspek kebenaran, tanggung jawab
dan peran matematika dalam kehidupan, dan estetika yang membahas mengenai
keindahan matematika dan implikasinya pada kehidupan yang bisa mempengaruhi
aspek-aspek lain terutama seni dan budaya dalam kehidupan. Aksiologi matematika
sangat banyak memberikan kontribusi perubahan bagi kehidupan umat manusia di
jagat raya nan fana ini. Segala sesuatu ilmu di dunia ini tidak bisa lepas dari
pengaruh matematika. Dari segi tehnis, matematika mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kemajuan teknologi. Dengan matematika, peradaban manusia
berkembang dari peradaban yang sederhana dan bersahaja menjadi peradaban modern
yang bercorak ilmiah dan tehnologis.
B. Pendidikan Matematika
Pendidikan matematika, yang dalam konteks ini disebut dengan matematika
sekolah adalah matematika yang umumnya diajarkan di jenjang pendidikan formal
dari SD sampai dengan tingkat SMA. Tidak termasuk tingkat perguruan tinggi karena di perguruan tinggi matematika
didefinisikan dalam konteks matematika sebagai ilmu (matematika murni).
Tujuan
pendidikan matematika hendaknya mencakup keadilan sosial melalui pengembangan
demokrasi pemikiran kritis dalam matematika. Siswa seharusnya mengembangkan
kemampuan yang mereka miliki untuk menganalisis masalah matematika. Pendidikan
matematika hendaknya dapat menguatkan siswa, hal ini berarti siswa berfikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari serta mampu menggunakannya sebagai
praktik penerapan matematika.
Kemampuan
siswa yang ditumbuhkan dalam mempelajari matematika terutama matematika sekolah
terdiri atas bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuhkembangkan
kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi serta berpandu kepada perkembangan
IPTEK. Bagian-bagian tersebut terdiri dari objek-objek pembelajaran matematika
sekolah baik berupa objek langsung maupun objek tak langsung. Adapun objek
langsung pembelajaran matematika sekolah terdiri atas empat hal, yaitu fakta,
konsep, prinsip, dan keterampilan. Dan objek tak langsungnya antara lain adalah
disiplin diri, kemahiran matematika, apresiasi terhadap matematika, dan
berpikir secara matematika, yaitu logis, rasional, dan eksak.
Pendidikan matematika
mempersoalkan permasalahan permasalahan sebagai berikut:
1. Sifat-sifat
dasar matematika
2. Sejarah
matematika
3. Psikologi
belajar matematika
4. Teori
mengajar matematika
5. Psikologis
anak dalam kaitannya dengan pertumbuhan konsep matematis
6. Pengembangan
kurikulum matematika sekolah
7. Penerapan
kurikulum matematika di sekolah
Berikut
ini akan dipetakan satu-satu letak perbedaan karakteristik antara matematika
dan pendidikan matematika, sebagai berikut:
Karakteristik Matematika
|
Karakteristik Pendidikan Matematika
|
Memilki objek
kajian yang abstrak
|
Memilki objek
kajian yang konkret dan abstrak
|
Pola pikirnya
deduktif
|
Pola pikirnya
deduktif dan induktif
|
Kebenaran
konsistensi
|
Kebenarn
konsistensi dan korelasional
|
Bertumpu pada
kesepakatan
|
Bertumpu pada
kesepakatan
|
Memiliki
simbol kosong dari arti (sebelum masuk semesta tertentu)
|
Memiliki
simbol kosong dari arti dan juga berarti (berarti sudah termasuk dalam
semesta tertentu)
|
Taat kepada
semestanya
|
Taat kepada
semestanya dan bahkan digunakan untuk membedakan tingkat atau jenjang sekolah
|
1.
Objek kajian matematika
sebagai ilmu seluruhnya abstrak. Sementara dalam pendidikan matematika, seorang
guru harus berusaha untuk “mengurangi” sifat keabstrakan matematika sehingga
memudahkan siswa dalam memahami kajian matematika tersebut (materi pelajaran
matematika di sekolah). Dalam pendidikan matematika, semakin tinggi jenjang
sekolahnya, akan semakin tinggi tingkat keabstrakan.
2.
Pembuktian matematika harus
berdasarkan penalaran deduktif karena jika berlaku untuk n=1 dan dianggap benar
untuk n=k (k bilangan asli), maka akan terbukti untuk n=k+1. Matematika sebagai
ilmu tidak menolak generalisasi secara induktif, intuisi, atau bahkan trial and error asalkan pada kesimpulan
akhirnya dapat diorganisasikan dengan pembuktian secara deduktif. Sementara
itu, pada pendidikan matematika masih harus menyesuaikan dengan perkembangan
kognitif siswa. Artinya di pendidikan matematika masih memerlukan pola pikir
induktif sebagai penunjang yang secara bertahap pada akhirnya akan mengarah ke
pola pikir deduktif.
3.
Dalam pembelajaran
matematika konsistensi sangat diperlukan. Konsistensi juga diperlukan dalam hal
istilah atau nama objek dalam matematika yang digunakan. Tidak dibenarkan
adanya kontradiksi baik dalam sifat, konsep, dan teorema tertentu yang
digunakan.
4.
Seperti halnya dalam
matematika sebagai ilmu, dalam pembelajaran matematika kesepakatan harus
dipatuhi. Kesepakatan juga berlaku dalam hal istilah atau nama objek matematika
yang digunakan.
5.
Simbol matematika tidak
memperhatikan tingkatan tetapi pada pendidikan matematika mengenalkan simbol
matematika dari tingkat dasar sampai tingkat atas, penggunaan dari simbol itu
disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa (menyesuaikan semesta pembicaraan
simbol tersebut).
6.
Penyederhanaan konsep
matematika yang kompleks sangat memperhatikan semesta pembicaraannya.
Memperluas dan meningkatkan semesta pembicaraan matematika dalam pendidikan
matematika sekaligus membedakan tingkat atau jenjang sekolah. Artinya
pembatasan ruang lingkup kajian matematika dalam pendidikan matematika di mulai
dati TK yang sering disebut “matematika permulaan”, meningkat dan sedikit meluas ke tingkat SD
kelas 1, kelas 2, dan seterusnya sampai SMA sehingga semesta matematika memang
dibatasi untuk pendidikan matematika sekaligus membedakan jenjang sekolah.
Filsafat
sebagai ilmu dari segala ilmu, maka penerapan filsafat dalam pembelajaran di
sekolah menjadi salah satu hal yang menarik perhatian. Karena biasanya filsafat
hanya ada di perguruan tinggi, namun
pada zaman sekarang filsafat juga ada di sekolah. Walaupun hanya sebagai
pelengkap dalam pembelajaran, namun filsafat memberikan pengaruh yang besar
dalam pembelajaran di sekolah. Filsafat adalah kegiatan berpikir, sehingga
dalam setiap pembelajaran siswa melakukan kegiatan filsafat.
Dengan
penerapan filsafat dalam pembelajaran di sekolah, maka proses belajar mengajar
akan berjalan dengan efektif dan efisien. Filsafat memberikan keuntungan bagi
guru dan juga siswa. Bagi guru, dengan adanya pelajaran filsafat, maka guru
akan lebih memahami karakter dari siswa-siswanya. Belajar filsafat adalah
berpikir, sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana pola pikir siswa-siswanya
dalam memahami matematika. Pada pelajaran filsafat, pendidikan karakter juga
tercakup di dalamnya. Pendidikan karakter meliputi material, formal, normatif
dan spiritual. Dan dalam pembelajaran di sekolah, keempat faktor tersebut
merupakan salah satu peran filsafat dalam pembelajaran di sekolah.
C. Hubungan Antara Filsafat dengan
Matematika
Pendapat
bahwa filsafat merupakan ayah ibu dari matematika adalah keliru. Matematika
tidak pernah lahir dari filsafat, melainkan keduanya berkembang bersama-sama
dengan saling memberikan persoalan-persoalan sebagai bahan masuk dan
umpan balik. Dalam lintasan sejarah kedua saudari kembar
filsafat dan matematika itu selanjutnya tumbuh bersama-sama dibawah asuhan
filsuf yang juga ahli matematika pythagoras (572-497 S.M.).
Filsafat dan matematika
memiliki hubungan yang erat, antara lain:
a. Filsafat
dan geometri (suatu cabang matematika) lahir pada masa yang sama, di tempat
yang sama, dan dari ayah yang tunggal, yakni sekitar 640-546 sebelum Masehi, di
Miletus (terletak di pantai barat negara Turki sekarang) dan dari pikiran
seorang bernama Thales.
b. Matematika tidak
pernah lahir dari filsafat, melainkan keduanya berkembang bersama-sama dengan
saling memberikan persoalan-persoalan sebagai bahan masuk dan umpan balik.
c. Adanya
hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan matematika dipacu
pula oleh filsuf Zeno dari Elea. Zeno
memperbincangkan paradoks-paradoks yang bertalian dengan pengertian-pengertian
gerak, waktu, dan ruang yang kemudian selama berabad-abad membingungkan para
filsuf dan ahli matematik.
Demikianlah sejak
permulaan sampai sekarang filsafat dan matematika terus menerus saling mempengaruhi.
Filsafat mendorong perkembangan matematika dan sebaliknya matematika juga
memacu pertumbuhan filsafat.
D. Hubungan Antara Filsafat Matematika
dengan Pendidikan Matematika
Filsafat
matematika mencakup ontologi dan epistemologi. Ontologi menyangkut hakekat
matematika, apakah hakekat yang ada dibalik matematika. Sedangkan secara
epistemologi adalah berkaitan dengan bagaimana cara menjawab pertanyaan
mengenai matematika, cara memperoleh dan menangkap permasalahan dalam matematika.
Pendidikan
matematika mengacu pada masalah belajar dan mengajar. Terhadap pembelajaran dalam
pendidikan matematika, pemikiran filsafat memiliki peran yang sangat penting.
Filsafat turut berperan dalam menciptakan suatu pembelajaran matematika yang
memungkinkan para siswa untuk membangun logika pikirnya serta membangun
pengetahuan matematikanya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa filsafat matematika adalah cabang dari filsafat
yang mengkaji anggapan-anggapan filsafat, dasar-dasar, dan dampak-dampak matematika. Yang bertujuan untuk memberikan rekaman sifat dan
metodologi matematika dan untuk memahami kedudukan matematika di dalam
kehidupan manusia.
Sedangkan filsafat pendidikan matematika adalah filsafat yang membicarakan proses
pendidikan matematika. Pendidikan matematika mengacu pada masalah belajar dan
mengajar. Filsafat matematika membentuk filsafat pendidikan matematika, artinya
bahwa filsafat pendidikan matematika didukung oleh filsafat matematika.
Terhadap pembelajaran dalam
pendidikan matematika, pemikiran filsafat memiliki peran yang sangat penting.
Filsafat turut berperan dalam menciptakan suatu pembelajaran matematika yang
memungkinkan para siswa untuk membangun logika pikirnya serta membangun
pengetahuan matematikanya.
Jadi,
filsafat matematika membentuk pendidikan matematika, artinya bahwa pendidikan
matematika didukung oleh filsafat matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Matematika
http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika
Ibrahim Slamet, 2008. Power point FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN . Sekolah Farmasi ITB
Purnomo Made, -----------. Power Point DASAR DASAR FILSAFAT.
The liang Gei.1985.Filasafat Matematika.Yogyakarta:Supertoteles
Ibrahim Slamet, 2008. Power point FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN . Sekolah Farmasi ITB
Purnomo Made, -----------. Power Point DASAR DASAR FILSAFAT.
The liang Gei.1985.Filasafat Matematika.Yogyakarta:Supertoteles
Casino in Mahlebone, Iowa - MapyRO
BalasHapusCasino in Mahlebone, Iowa. $2,000. +. Add to Cart. 충주 출장마사지 $7,000. Add to Cart. $7,000. Add to 대구광역 출장마사지 Cart. $7,000. Add to Cart. $7,000. Add to Cart. $7,000. Add to Cart. $8,000. Add 나주 출장마사지 to Cart. $8,000. Add to Cart. $9,000. Add to Cart. $9,000. Add to Cart. $7,000. Add to Cart. $8,000. Add to Cart. $8,000. Add to Cart. 양산 출장샵 $8,000. Add to Cart. $7,000. Add to Cart. 의왕 출장샵 $7,000. Add to Cart.